Sejarah Netbeans
NetBeans mengacu pada dua hal, yakni platform untuk pengembangan aplikasi desktop java, dan sebuah
Integrated Development Environment (IDE) yang dibangun menggunakan platform NetBeans.
Platform NetBeans memungkinkan aplikasi dibangun dari sekumpulan
komponen perangkat lunak moduler yang disebut ‘modul’. Sebuah modul
adalah suatu arsip Java (Java
archive) yang memuat kelas-kelas Java untuk berinetraksi dengan
NetBeans Open API
dan file manifestasi yang mengidentifikasinya sebagai modul. Aplikasi
yang dibangun dengan modul-modul dapat dikembangkan dengan menambahkan
modul-modul baru. Karena modul dapat dikembangkan secara independen,
aplikasi berbasis platform NetBeans dapat dengan mudah dikembangkan oleh
pihak ketiga secara mudah dan
powerful.
Sejarah
Pengembangan NetBeans diawali dari Xelfi, sebuah proyek mahasiswa
tahun 1997 di bawah bimbingan Fakultas Matematika dan Fisika Universitas
Charles, Praha. Sebuah perusahaan kemudian dibentuk untuk proyek
tersebut dan menghasilkan versi komersial NetBeans IDE hingga kemudian
dibeli oleh Sun Microsystem pada tahun 1999. Sun kemudian menjadikan
NetBeans open source pada bulan Juni tahun 2000. Sejak itu komunitas
NetBeans terus berkembang.
Platform NetBeans
Platform NetBeans adalah framework yang dapat digunakan kembali (
reusable) untuk menyederhanakan pengembangan aplikasi desktop. Ketika aplikasi berbasis platform NetBeans dijalankan, kelas
Main dari platform dieksekusi. Modul-modul yang tersedia ditempatkan di sebuah
registry di dalam memori, dan tugas
startup modul dijalankan. Secara umum, kode modul dimuatkan ke dalam memori hanya ketika ia diperlukan.
Aplikasi dapat menginstal modul secara dinamis. Aplikasi dapat memasukkan modul
Update Center untuk mengijinkan pengguna aplikasi men-
download digitally-signed upgrade
dan fitur-fitur baru secara langsung ke dalam aplikasi yang berjalan.
Penginstalan kembali sebuah upgrade atau rilis baru tidak memaksa
pengguna untuk men-
download keseluruhan aplikasi lagi.
Platform NetBeans menawarkan layanan-layanan yang umum bagi aplikasi
desktop, mengijinkan pengembang untuk fokus ke logika yang spesifik
terhadap aplikasi. Fitur-fitur yang disediakan oleh platform NetBeans:
- Manajemen antarmuka (misal: menu & toolbar)
- Manajemen pengaturan pengguna
- Manajemen penyimpanan (menyimpan dan membuka berbagai macam data)
- Manajemen jendela
- Wizard framework (mendukung dialog langkah demi langkah)
NetBeans IDE
NetBeans IDE adalah IDE open source yang ditulis
sepenuhnya dengan bahasa pemrograman Java menggunakan platform NetBeans.
NetBeans IDE mendukung pengembangan semua tipe aplikasi Java (J2SE,
web, EJB, dan aplikasi
mobile). Fitur lainnya adalah sistem proyek berbasis Ant, kontrol versi, dan
refactoring.
Versi terbaru saat ini adalah NetBeans IDE 5.5.1 yang dirilis Mei
2007 mengembangkan fitur-fitur Java EE yang sudah ada (termasuk
Java Persistence support,
EJB-3 dan JAX-WS). Sementara paket tambahannya, NetBeans Enterprise
Pack mendukung pengembangan aplikasi perusahaan Java EE 5, meliputi alat
desain visual SOA, skema XML,
web service dan pemodelan UML. NetBeans C/C++ Pack mendukung proyek C/C++.
Modularitas: Semua fungsi IDE disediakan oleh modul-modul. Tiap modul
menyediakan fungsi yang didefinisikan dengan baik, seperti dukungan
untuk bahasa pemrograman Java, editing, atau dukungan bagi CVS. NetBeans
memuat semua modul yang diperlukan dalam pengembangan Java dalam sekali
download, memungkinkan pengguna untuk mulai bekerja sesegera
mungkin. Modul-modul juga mengijinkan NetBeans untuk bisa dikembangkan.
Fitur-fitur baru, seperti dukungan untuk bahasa pemrograman lain, dapat
ditambahkan dengan menginstal modul tambahan. Sebagai contoh, Sun
Studio, Sun Java Studio Enterprise, dan Sun Java Studio Creator dari Sun
Microsystem semuanya berbasis NetBeans IDE.
Lisensi
Sejak Juli 2006, NetBeans IDE dilisensikan di bawah
Common Development and Distribution License (CDDL), yaitu lisensi yang berbasis
Mozilla Public License (MPL).
Paket-Paket Tambahan NetBeans IDE
NetBeans Mobility Pack
NetBeans Mobility Pack adalah alat untuk mengembangkan aplikasi yang berjalan pada perangkat bergerak (
mobile), umumnya telepon seluler, tetapi juga mencakup PDA, dan lain-lain.
NetBeans Mobility Pack dapat digunakan untuk menulis, menguji, dan
debugging
aplikasi untuk perangkat bergerak yang menggunakan teknologi
berplatform Java Micro Edition (platform Java ME). Paket ini
mengintegrasikan dukungan terhadap
Mobile Information Device Profile (MIDP) 2.0,
Connected Limited Device Configuration (CLDC) 1.1, dan
Connected
Device Configuration (CDC). Emulator dari pihak ketiga dapat
diintegrasikan dengan mudah untuk lingkungan pengujian yang lebih kokoh.
NetBeans Mobility Pack
saat ini tersedia dalam dua klaster yang berbeda, yang satu memuat CDC dan yang lainnya CLDC.
NetBeans Profiler
NetBeans Profiler adalah alat untuk mengoptimalkan aplikasi Java, membantu menemukan kebocoran memori dan mengoptimalkan kecepatan.
Profiler ini berdasarkan sebuah proyek riset
Sun Laboratories yang dahulu bernama Jfluid. Riset tersebut mengungkap teknik tertentu yang dapat digunakan untuk menurunkan
overhead proses
profiling aplikasi Java. Salah satu dari teknik tersebut adalah instrumentas i kode byte dinamis, yang berguna untuk
profiling aplikasi Java yang besar. Dengan menggunakan instrumentasi kode byte dinamis dan algoritma-algoritma tambahan,
Netbeans Profiler mampu mendapatkan informasi
runtime aplikasi yang terlalu besar atau kompleks bagi
profiler lain. NetBeans IDE 6.0 akan mendukung
Profiling Point yang memungkinkan kita memprofilkan titik yang tepat dari eksekusi dan mengukur waktu eksekusi.
NetBeans C/C++ Pack
NetBeans C/C++ Pack menambahkan dukungan
terhadap pengembang C/C++ ke NetBeans IDE 5.5. Paket ini memperbolehkan
pengembang menggunakan sekumpulan kompiler dan alat sendiri bersama
dengan NetBeans IDE untuk membangun aplikasi
native untuk MS Windows, Linux, dan Solaris. Paket ini membuat editor mengenali bahasa C/C++ dan menyediakan
project template, browser kelas yang dinamis, dukungan pembuatan file dan fungsionalitas
debugger. Para pengembang juga dapat mengembangkan paket tersebut dengan fungsionalitas tambahan mereka sendiri.
NetBeans Enterprise Pack
NetBeans Enterprise Pack memperluas dukungan terhadap pengembangan aplikasi perusahaan dan
web service di NetBeans IDE 5.5.
Enterprise Pack ini mengembangkan kemampuan untuk menulis, menguji, dan
debug aplikasi dengan arsitektur berorientasi layanan (
Service-Oriented Architecture) menggunakan XML, BPEL, dan Java
web service. Paket ini menambahkan alat desain visual untuk pemodelan UML, skema XML, dan
web service orchestration, juga dukungan untuk
web service dengan menggunakan identitas yang aman. Paket ini juga menginstal dan mengkonfigurasi
runtime yang diperlukan, termasuk mesin BPEL dan server manajemen identitas yang terintegrasi dengan
Sun Java System Application Server.
NetBeans Ruby Pack
Versi NetBeans 6.0 mendatang akan mengijinkan pengembangan IDE
menggunakan Ruby dan Jruby, sebagaimana Rails untuk dua implementasi
Ruby yang lain.
Preview NetBeans Ruby Pack tersedia sejak rilis
Milestone 7 NetBeans 6.
Ruby Pack memasukkan fungsionalitas editor seperti:
- pengeditan dasar
- pewarnaan sintaks untuk Ruby
- pelengkapan kode
- occurence highlighting
- pop-up dokumentasi yang terintegrasi untuk pemanggilan Ruby API
- analisis semantik dengan highlighting parameter dan variabel lokal yang tidak terpakai
NetBeans JavaScript Editor
NetBeans JavaScript Editor menyediakan perluasan dukungan terhadap JavaScript dan CSS. Fitur-fiturnya antara lain:
- Editor JavaScript
- syntax highlighting
- pelengkapan kode untuk objek dan fungsi native
- semua fitur dalam editor NetBeans
- pembuatan kerangka kelas JavaScript secara otomatis
- pembuatan pemanggilan AJAX dari template
- Ekstensi editor CSS
- pelengkapan kode untuk nama-nama style
- navigasi cepat melalui panel navigator
- penampilan deklarasi aturan CSS di List View
- penampilan struktur file di Tree View
- mengurutkan outline view berdasarkan nama, tipe, atau urutan deklarasi (List & Tree)
- pembuatan deklarasi aturan (hanya Tree)
- pemfaktoran kembali sebagian nama rule (hanya Tree)
Lokalisasi
Sejak Januari 2007, paket bahasa Cina yang disederhanakan, Cina
tradisional, Jerman, Jepang, Portugal (Brazil) dan Spanyol telah
tersedia untuk NetBeans 5.5.1. Sementara itu, paket bahasa Albania,
Azerbaijan, Ceska, Belanda, Yunani, Indonesia, Italia, dan Swedia sedang
dalam proses pengerjaan.
Referensi
November 25, 2007 — ka2q
Apa itu NetBeans?
NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang
sukses dengan pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh,
dan memiliki hampir 100 mitra (dan terus bertambah!). Sun Microsystems
mendirikan proyek kode terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus
menjadi sponsor utama. Saat ini terdapat dua produk : NetBeans IDE dan
NetBeans Platform.
The
NetBeans IDE
adalah sebuah lingkungan pengembangan – sebuah kakas untuk pemrogram
menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan program.
Netbeans IDE ditulis dalam Java – namun dapat mendukung bahasa
pemrograman lain. Terdapat banyak modul untuk memperluas Netbeans IDE.
Netbeans IDE adalah sebuah produk bebas dengan tanpa batasan bagaimana
digunakan.
Tersedia juga
NetBeans Platform;
sebuah fondasi yang modular dan dapat diperluas yang dapat digunakan
sebagai perangkat lunak dasar untuk membuat aplikasi desktop yang besar.
Mitra ISV menyediakan plug-in bernilai tambah yang dapat dengan mudah
diintegrasikan ke dalam Platform dan dapat juga digunakan untuk membuat
kakas dan solusi sendiri.
Kedua produk adalah kode terbuka (open source) dan bebas (free) untuk
penggunaan komersial dan non komersial. Kode sumber tersedia untuk guna
ulang dengan lisensi
Common Development and Distribution License (CDDL).
November 25, 2007 — ka2q
Berawal dari artikel
Frans Thamura soal
Netbeans di infolinux edisi juni 2004 yang kebetulan diposting di
ilmukomputer.com.
Sudah lama sekali umur artikel ini, nyaris tiga tahun namun tetap tidak
kehilangan relevansinya. Yang menarik dari artikel ini adalah cerita
frans yang panjang lebar tentang berbagai macam
IDE java.
Frans banyak membahas tentang perkembangan desktop application technology dimana terjadi “perang” antara
IBM dan
Sun. IBM menelorkan sendiri teknologi java desktop yang disebut
SWT (Standard Widget Toolkit) gara-gara sun tidak merespon ajakan IBM untuk mengembangkan
AWT lebih lanjut. SWT ini disebut-sebut lebih native dari teknologi windowing yang ada dalam
Sun JDK,
yaitu AWT, yang dibangun oleh Sun. SWT ini kemudian dijadikan teknologi
dasar untuk menghasilkan library window toolkit IBM yang disebut
JFace. Sun sendiri mengembangkan windowing library berdasarkan AWT menghasilkan
Swing.
Aplikasi yang dibangun diatas teknologi SWT/JFace memerlukan resource
lebih sedikit dibanding aplikasi yang dikembangkan dengan teknologi
AWT/Swing. Namun SWT ini bukan teknologi standard, sehingga industri
belum banyak mengadopsi SWT/JFace, frans menyebut hal ini sebagai
keunggulan AWT/Swing di sisi “crecidential”-nya sebagai teknologi
standard.
“Perang” antara AWT/Swing vs SWT/JFace berlanjut ke sisi yang lebih
aplikatif, yaitu IDE Java yang dikembangkan berdasarkan masing-masing
teknologi tersebut oleh IBM dan Sun. IBM mengembangkan
Eclipse dan Sun mengembangkan
Netbeans.
Pada awalnya IBM mengembangkan project IDE dengan nama VisualAge
sekitar tahun 1984, lama kelamaan dari project ini munculah project
Eclipse untuk menggantikan VisualAge pada tahun 2001. Setelah Eclipse
mendapatkan sambutan yang begitu besar di komunitas java, Sun mulai
kebakaran jenggot dan berancang-ancang untuk mengembangkan produk IDE
mereka. Untuk memotong waktu development agar tidak terlalu ketinggalan
dibanding IBM, sun mengakuisisi Forte, editor java yang banyak digunakan
komunitas dan mengembangkannya berdasarkan kebutuhan mereka sendiri.
Pada tahun 2003-2004 akhirnya IBM mengambil langkah yang sangat
strategis untuk mempertahankan keberadaan Eclipse agar lebih bisa
bertahan, yaitu dengan melepaskan kekuasaanya terhadap Eclipse kepada
yayasan
Eclipse Foundation.
Dengan begitu Eclipse mempunyai posisi yang sangat bagus dari sudut
pandang komunitas. Dengan adanya Eclipse Foundation maka perkembangan
Eclipse tidak lagi didikte oleh IBM, tetapi oleh Eclipse Foundation yang
terdiri dari ratusan anggota. Struktur Eclipse Foundation yang
demokratis membuat perusahaan-perusahaan lain tidak ragu-ragu untuk
berinvestasi di lingkungan Eclipse, seperti
Exadel dan
MyEclipse,
dua buah plugin eclipse yang sangat terkenal. Peristiwa penyerahan
kekuasaan IBM atas Eclipse kepada Eclipse Foundation menyebabkan Eclipse
mengadopsi Opensource Licence, menjadikan Eclipse IDE Java yang paling
banyak digunakan oleh komunitas java developer.
Frans juga membahas beberapa IDE java lain yang ada pada tahun 2004, yaitu
Borland JBuilder dan
Oracle JDeveloper.
Borland JBuilder adalah IDE java dari divisi software Developement IDE
borland (sekarang dipisah menjadi perusahaan bernama CodeGear) yang
bersifat komersial. Sedangkan JDeveloper dikembangkan oleh Oracle dengan
membeli lisensi JBuilder dari borland pada tahun 1998 yang kemudian
ditulis ulang dari awal pada tahun 2001 untuk mengikuti kebutuhan oracle
versi 9i. Jadi JBuilder dan JDeveloper adalah sepupu dekat, bedanya
adalah JDeveloper ini gratis tetapi tidak open, dan benar-benar
dikhususkan untuk mengembangkan aplikasi berbasis framework dari Oracle,
seperti
Oracle Form dan
ADF (Application Development Framework).
Sejarah Netbeans berawal dari sebuah kota klasik yang sangat indah yaitu
Prague di
Cekoslovakia. Disana ada sebuah perusahaan kecil yang sangat inovatif mengembangkan Java IDE berbasis AWT/Swing yang disebut
Forte.
Sun mengakuisisi Forte
pada tahun 1999. Akuisisi ini menandakan Sun mulai serius menggarap
pasar IDE komersial. Untuk melakukan counter attack terhadap langkah IBM
meng-opensourcekan Eclipse, Sun melepaskan versi opensource dari Forte
yaitu Netbeans
Pada jaman Sun dipimpin oleh
Scott McNealy, divisi IDE ini cukup serius mengembangkan produk-produknya. Forte yang masih tetap berstatus komersial dikembangkan menjadi
SunONE Studio
dengan menambahkan kemampuan untuk mengembangkan aplikasi Java
Enterprise (EJB), kemudian pada tahun 2003 dirubah lagi namanya menjadi
Sun Java System.
Beberapa tahun kemudian munculah sebuah
framework pengembangan aplikasi java enterprise yang disebut
JSF. Pengembangan teknologi JSF dipimpin oleh
Ed Burns.
JSF menjadi teknologi standard Java untuk mengembangkan aplikasi web
berbasis komponen, secara langsung ingin menyaingi teknologi ASP.NET-nya
Microsoft. Sayangnya pada awal-awal perkembangannya, JSF tergantung
sekali dengan IDE sebagai basis pengembangan aplikasi. Tanpa IDE,
mengembangkan aplikasi berbasis JSF adalah “Sulit to ya!!”. Sun
mengantisipasi ini dengan memecah Sun Java Studio menjadi dua produk,
Sun Java Studio Creator dan
Sun Java Studio Enterprise. Sun Java Studio Enterprise difokuskan untuk mengembangkan aplikasi berbasis
EJB
dan Sun Java Studio Creator difokuskan untuk mengembangkan aplikasi
berbasis EJB dan JSF. Dengan teknologi JSF, kita bisa mengembangkan
aplikasi Java berbasis Visual IDE seperti halnya Visual Studio for
ASP.NET.
Netbeans sendiri mulai ada dari versi
3.51,
versi ini tidak cukup intuitif dan masih banyak kelemahannya. Namun
pada kenyataannya Netbeans masih jauh lebih banyak diadopsi oleh
industri dan komunitas dibanding sepupunya SunONE Studio (pada waktu
itu) yang komersial. Tetapi tetap saja tidak dapat menyaingi popularitas
Eclipse yang semakin menjulang. Versi berikutnya dari Netbeans yaitu
4.1 juga masih belum bisa mendekati fungsionalitas dari Eclipse. Baru pada versi
5.0,
sepertinya tim pengembang Netbeans membawa perubahan yang sangat
signifikan terhadap Netbeans. Tampilanya sangat intuitif, wizardnya
sangat lengkap dan tidak lagi merepotkan dengan konsep “mount-unmount”
jaman dulu.
Pada tahun 2006 lalu, di Sun telah terjadi perpindahan kepemimpinan dari
Scott McNealy kepada
Jonathan Schwartz.
Pergantian kepemimpinan ini membawa dampak besar terhadap divisi IDE
dari Sun dan Java secara keseluruhan. Jonathan memutuskan untuk
meng-opensourcekan seluruh jajaran IDEnya. Kebijakan ini dimulai dengan
memindahkan feature Sun Java Creator dan Sun Java Enterprise sebagai
Netbeans pack.
Netbeans versi 5.5 merupakan langkah awal proses pemindahan ini, dimana terdapat
Netbeans Enterprise Pack sebagai wujud baru dari Sun Java Studio Enterprise dan
Netbeans Visual Web Pack sebagai reinkarnasi dari Sun Java Studio Creator.
Proses perpindahan semua divisi IDE Sun ke dalam Netbeans berlangsung
bertahap, dalam Netbeans versi 5.5 ini feature yang dipindahkan masih
berkisar di angka 70%-80%, nantinya semua feature Sun Java Studio
Creator dan Sun Java Studio Enterprise akan 100% dipindahkan ke Netbeans
pada versi
Netbeans 6.0.
Tapi perkembangan Netbeans tidak terbatas pada perpindahan feature dari
kedua sepupunya ini saja, Netbeans sendiri mempunyai tiga buah pack
lainnya, yaitu
C/C++ Development pack,
Mobility pack dan Netbeans Profiler.
Waktu terus berjalan, IDE bertumbangan, Netbeans mulai mendapatkan
momentumnya. Pada saat ini, survivor dari perang IDE menyisakan tiga
buah IDE saja :
Netbeans,
Eclipse dan
IntelijIDEA.
Ketiganya mengusung keunggulan masing-masing sehingga industri dan
komunitas tetap menggunakan mereka sebagai IDE pengembangan aplikasi
java.
Jacek Furmankiewicz membahas secara lengkap perbandingan ketiga IDE ini dalam artikel
“The Survivor of Java IDE War”,
Roman Strobl membahas mengenai artikel tersebut di
sini.
Eclipse masih memimpin market share Java IDE, sebagai pemimpin dalam
jangka waktu yang begitu panjang, rasanya susah membayangkan Eclipse
akan berkurang pemakainya, apalagi menghilang. Project-project dan
plugin eclipse sangat baanyak sekali, nyaris semua framework dari komunitas mempunyai plugin eclipse, seperti
SpringIDE,
JBossIDE dan
Hibernate Plugin.
Bisa dibilang kalau anda bekerja dengan frameowrk non standard dari
komunitas pakailah eclipse. Eclipse juga terkenal karena kecepatannya
dan efisiensi pemakaian memory, hal ini tentu saja karena Eclipse
menggunakan SWT/JFace.
Sayangnya module Eclipse terpisah-pisah dalam beberapa top project, ada
WTP,
DTP,
BIRT,
TPTP,
VE. Untuk menginstall module-module tersebut kita memerlukan beberapa library lain seperti
GEF dan
GMF
. Ini merupakan kendala yang tidak gampang diatasi untuk java newbie
yang ingin cepat-cepat belajar java. Semisal kita ingin belajar aplikasi
desktop java dan web java, maka kita harus menginstall JDK kemudian
Eclipse plus WTP dan VE. Kemudian WTP dan VE masih memerlukan library
EMF-SDO-XSD, GEF, dan DTP, lumayan ribet.
Paket Eclipse + WTP + VE mempunyai fasilitas yang setara dengan
Netbeans 5.5 sendiri tanpa adanya tambahan dari Netbeans Pack sama
sekali. Sedangkan Netbeans + Netbeans Pack akan setara dengan Eclipse +
MyEclipse, dimana MyEclipse ini harganya $30!. Eclipse menyadari kendala
ini dan mengeluarkan distro Eclipse, Eclipse yang sudah dibundle dengan
beberapa solusi dari vendor, semisal
EasyEclipse
yang membundle eclipse callisto untuk tujuan spesifik, ada distribusi
untuk development Java, python, apache-mysql-PHP dan C/C++.
Callisto
yang membundle eclipse + 10 buah project lain dalam satu package
distribusi, sehingga user tidak perlu lagi repot-repot mendownload
eclipse dan project lain sendiri-sendiri.
IntelijIDEA menjadi satu-satunya java IDE komersial yang masih
bertahan sampai sekarang, faktor utama keberhasilan dari IntelijIDEA
adalah ketelitian hingga ke sedetail-detailnya. Saya pernah mencoba
IntelijIDEA versi 5.0.2, tampilanya oke banged, dan menurut pemakai
setianya, IntelijIDEA mempunyai fitur yang sangat lengkap sampai ke
detail-detailnya. Dukungan IntelijIDEA terhadap framework java standard
keluran sun dan JCP maupun framework non standard dari kominitas sangat
memuaskan.
Module default dalam Netbeans 5.5 sudah sangat cukup untuk memulai
belajar java. Dalam beberapa kesempatan di milis JUG-Indonesia pernah
dibahas kemudahan belajar java menggunakan Netbeans. Berikut ini
komentar anggota milis JUG tentang Netbeans sebagai IDE terintegrasi
untuk memulai belajar java :Samuel Franklyn mengatakan : “Kalau untuk
pemula aku lebih menganjurkan pakai NetBeans. Soal rakus memory dan
lambat secara keseluruhan aku rasa itu tidak benar. Yang aku anggap
benar adalah editor Java di NetBeans masih kalah canggih dan kalah cepat
dibandingkan Eclipse. Tapi ini diimbangi dengan kemudahan melakukan
debugging dan integrasi yang lebih erat dengan Tomcat. Kalau pakai
NetBeans nggak perlu download plugins kesana kemari. Cukup download dan
pasang pack yang sesuai”
Hendro Steven, dosen sebuah universitas swasta di solo mengatakan :
“Di kampus gw juga udah kurikulum java sejak tahun 2003, nah dari tahun
2003 itu gw ngajar udah gonta ganti IDE mulai dari Kawa pro kemudian
ganti SyncJedit terus JBuilder lalu Eclipse dan akhirnya gw pilih
Netbeans itu juga sejak netbeans 4.1 karena sebelumnya Netbeans kurang
bagus. Kenapa gw milih netbeans sebenarnya karena semua udah all in one
alias gak perlu repot2 cari2 plugin lagi. memang sih masih kalah cepat
dari eclipse tapi bagi pemula (mahasiswa yg baru mulai belajar) eclipse
ngerepotin
katanya. selain itu masalah kecepatan gak lagi jadi masalah dilab gw karena semua pc udah 1GB ramnya hehehe
terus dari sisi pengajar alias dosen alias gw,.. gw jadi lebih
kosentrasi ngajar javanya dan bukan cara menggunakan IDE. Dengan
Netbeans, khususnya v5.5 semua jadi mudah, gw tinggal ngajarin konsepnya
terus demo dengan netbeans wus..wus!! semua yang ngerepotin beres oleh
netbeans, nah baru setelah itu dijelaskan deh apa yang terjadi
dibelakangnya alias kalo buat manual.
so dalam 1 semester gw bisa selesaiin ngajar semua materi dan tidak
buang2 waktu ngajarin penggunaan IDE Tapi tentunya ini berdasarkan
pengalaman dikampus gw dan pasti akan berbeda-beda dikampus lain
(tergantung dosen n mahasiswanya kali!)”
Keunggulan lain tentu saja adanya lima buah Netbeans pack yang sangat
memudahkan development java atau C/C++. Di Netbeans 6.0 milestone 8
sekarang ini malah sudah ada
Ruby IDE di dalam Netbeans. Bersama dengan
project shcliemann Netbeans mempunyai ambisi yang sangat besar yaitu menjadi IDE untuk semua bahasa pemrograman yang bersifat terbuka, seperti
python,
php,
perl,
javascript,
ruby dan sebagainya. Yang lebih heboh lagi adalah semuanya berlisensi Opensource yang tidak perlu membayar.
Karena Netbeans dikembangkan oleh team dari Sun, dukungan Netbeans
terhadap framework standard keluaran Sun dan JCP termasuk “first class”.
Netbeans adalah salah satu IDE pertama yang mendukung Java EE 5.
Bersama GlassFish (versi opensource dari
Sun Java Application Server) Netbeans menjadi IDE yang sangat lengkap untuk mengembangkan aplikasi berbasis EJB3.
Rafael Vanoni membuat list
“lima alasanya menggunakan netbeans”, list ini dibuat sekitar bulan maret 2007, sehingga masih sangat relevan dengan feature netbeans sekarang ini.
Matisse GUI builder memungkinkan pengembangan aplikasi java desktop menggunakan vusial GUI designer. Matisse memanfaatkan
Group layout
yang dikembangkan oleh swing engineer untuk menjadi fondasi layouting
bagi aplikasi Swing. Dengan adanya Matisse kita bisa mengucapkan selamat
tinggal cara lama membuat aplikasi swing, yaitu dengan mengetik
satu-satu proses layouting dan pembuatan komponen GUI. Matisse memotong
nyaris 90% waktu yang digunakan untuk membuat layout aplikasi swing di
masa lalu. Sangat mudah dan menyenangkan
.
Gambar 1. Matisse GUI Builder
Netbeans Mobility Pack
bersama Matisse GUI builder adalah mahkota netbeans, dua module ini
menjadi feature yang banyak dicari user dan tidak ada IDE lainya yang
mempunyai feature sebagus ini. Development Java ME menggunakan Mobility
Pack sangat mudah dan menyenangkan, Netbeans menyediakan komponen yang
dapat ditambahkan dengan mudah. Flow Editor memudahkan user untuk
merancang “aliran” aplikasi Java ME secara visual, hanya perlu operasi
drag-n-drop sederhana untuk merancang “aliran” aplikasi Java ME. Dalam
beberapa kesempatan, terutama dari form pendaftaran Nectar, sebagian
besar peserta menjawab pertanyaan “Netbeans dugunakan untuk?” dengan
jawaban “Develop Aplikasi Java ME” atau “Develop aplikasi Java Desktop”.
Gambar 2. Netbeans Mobility Pack — pengembangan aplikasi Java EE menjadi mudah
Beberapa waktu lalu diluncurkan
Netbeans Mobility Pack untuk CDC (
Connected Device Configuration)
yang memungkinkan aplikasi berbasis Swing berjalan diatas gadget.
Feature inovative lain yang ada dalam Netbeans Mobility Pack adalah
SVG (
Scallable Vector Graphic),
SVG memungkinkan grafik diresize tanpa kehilangan akurasi gambar,
seperti blur atau pecah-pecah. Kemampuan resize SVG yang hebat ini
disebabkan karena sebenarnya SVG adalah file XML biasa, yang berisi
tentang definisi dari gambar tersebut, seperti kurva atau warna.
Kemudian gambar SVG akan dirender dalam runtime oleh SVG generator,
seperti framwork
Apache Batik. Jika anda tertarik dengan SVG, anda akan tertarik untuk mengevaluasi
Sketsa, SVG editor yang dikembangkan oleh
Kiyut pimpinan
Tonny Kohar.
Netbeans Enterprise Pack digunakan untuk mengembangkan aplikasi Java EE dan aplikasi berbasis SOA. Kita bisa membuat bussiness process menggunakan
BPEL secara visual. Selain itu kita juga dapat membuat
WSDL dan
XML Schema
secara visual. Semua kebutuhan untuk mengembangkan aplikasi berbasis
SOA telah terbundle secara lengkap di dalam Netbeans Enterprise Pack.
Sun Java Application Server(SJAS) juga secara otomatis terinstal bersama
Netbeans Enterprise Pack ini.
Gambar 3. BPEL Visual Editor
UML Designer juga
merupakan bagian dari Netbeans Enterprise Pack untuk memudahkan desain
aplikasi berbasis OOP. Cukup dengan membuat design UMLnya kita bisa
mengenerate class java secara otomatis. Proses ini mengurangi waktu yang
diperlukan untuk mendesign API dari aplikasi yang akan kita kembangkan.
Proses ini sangat diperlukan jika nantinya aplikasi akan dikembangkan
dalam tim yang berukuran cukup besar, anggota tim tidak perlu
repot-repot harus membaca coding temenya untuk mengetahui API atau
arsitektur dari aplikasi. Cukup dengan melihat UML maka anggota tim
dengan mudah dapat memahami arsitektur aplikasi. UML designer juga
memungkinkan adanya proses reverse engineering dari kode yang sudah
dibuat untuk menghasilkan UML Class Diagram.
Gambar 4. UML Visual Designer
Netbeans Visual Web Pack memungkinkan pengembangan aplikasi berbasis Java EE 5 dengan ditambah fungsionalitas dari JSF-AJAX. Pack ini memungkinkan kita
mendevelop aplikasi web secara visual menggunakan operasi drag-n-drop. Banyak sekali
komponen JSF yang sudah dilengkapi dengan kemampuan AJAX siap digunakan hanya dengan melakukan drag-n-drop, sederhana.
Roman Strobl membuat sebuah artikel lengkap tentang
Apakah Netbeans visual web pack untuk kita? dalam blognya, artikel ini akan memberikan gambaran lumayan lengkap apa yang Netbeans bisa dan apa yang Netbeans tidak bisa.
Gambar 5. Netbeans Visual Web Pack — Membuat aplikasi web secara visual
Feature databinding memungkinkan kita mengambil komponen table dari
database dan meletakkan kedalam komponen JSF, secara otomatis table
tersebut dibind dengan komponen JSF tersebut. Tidak hanya table, kita
juga bisa mendefinisikan query yang melakukan join untuk kemudian
di-bind dengan komponen JSF secara otomatis. Query yang dibuat pun dapat
digenerate dari feature visual query editor. Visual Web Pack juga
mempunyai editor CSS yang canggih yang memungkinkan kita membuat CSS
file untuk mendekorasi komponen JSF. AJAX komponen juga tersedia dalam
pack ini, kita bisa menggunakan AJAX komponen untuk membuat aplikasi
menjadi jauh lebih interaktif mengikuti paradigma Web
2.0.
Gambar 6. Visual Query Editor
Netbeans Profiler sudah
tersedia semenjak versi 4.1, kita dapat memonitor penggunaan CPU maupun
penggunaan memory menggunakan netbeans profiler. Dalam versi 5.5,
netbeans profiler dilengkapi dengan kemampuan melakukan
profiling terhadap aplikasi Java EE,
tidak hanya Java SE. Tidak seperti profiler lain, kita bisa
mendefinisikan bagian mana saja yang akan diperiksa, sehingga Netbeans
profiler dapat melakukan pekerjaanya secara efisien dan tepat sasaran.
Dengan Netbeans Profiler kita dapat :
Memonitor aplikasi,
menganalisis performance,
menganalisis sebagian kode program,
penggunaan memori dan
custom profiling.
Jika anda pekerjaan anda berfokus pada optimisasi aplikasi, pack ini
bisa menjadi “aji pamungkas” untuk menyelesaikan tugas anda.
Gambar 7. Netbeans Profiler — profiling dan optimisasi aplikasi
Netbeans C/C++ Pack, dengan pack ini anda dapat mendownload
source code JDK dan mencoba untuk mengcompilenya,
Roman Strobl menyediakan tutorial jika anda berminat untuk membongkar-bongkar kode sumber JDK dan
mencoba mengcompilenya. Pack ini menggunakan
makefile untuk mengelola siklus pengembangan aplikasi C/C++.
Di linux pack ini berjalan sempurna
dengan adanya GCC dan Makefile, sedangkan di windows sedikit
problematik, namun anda bisa mengikuti artikel dari komunitas netbeans
diatas untuk menginstall C/C++ pack di lingkungan windows.
Gambar 8. Netbeans C/C++ Pack
Sun Web Development Pack digunakan untuk mengembangkan aplikasi berbasis AJAX, web service dan beberapa feature lain yang mendukung paradigma
Web 2.0.
Pack ini masih dalam pengembangan dan dalam masa uji coba (beta) dan
memerlukan banyak feedback dari user. Walau belum masuk dalam jajaran
Netbeans Pack, tetapi fasilitasnya sudah cukup banyak dan dapat berjalan
sempurna di netbeans 5.5. Didalamnya terdapat beberapa sub module
antara lain :
jMaki,
RESTfull Webservice dan
Rome project. jMaki membundle banyak sekali komponen AJAX yang keren abis, seperti FishEye, yahoo map, google map dan lain sebagainya.
RESTful
web service merupakan arsitektur web service yang bersifat statless,
sifat ini memungkinkan dihematnya bandwith selama proses komunikasi
antara client dan server. Rome project ditujukan untuk membuat library
pengolahan RSS feed seperti atom, rss dan lain sebagainya.
Jarvis adalah project yang dikembangkan oleh
Toni Epple,
Jarvis adalah Jasper report designer. Jarvis sedianya akan digunakan
sebagai netbeans 6.0 module, namun sang pengembang menyatakan bahwa
Jarvis bisa berjalan di netbeans 5.5, walaupun percobaan gw
menginstall jarvis di netbeans 5.5 gagal
Gambar 9. Jarvis — Jasper report designer
Dengan adanya jarvis maka netbeans menjadi IDE yang terintegrasi
menyediakan tools software development dari awal hingga akhir. Mulai
dari mendesain aplikasi dengan menggunakan UML Designer, develop
aplikasi desktop menggunakan Matisse, develop aplikasi enterprise
menggunakan Enterprise pack, debug dan profiling aplikasi menggunakan
profiler dan membuat report menggunakan Jarvis.